Aliran Trikle / Extreme

Aliran Trikle / Extreme 






     Penganut aliran ini bisa disebut dengan aliran extreme, mereka memodifikasi kendaraannya dengan memanjangkan bodi hingga beberapa meter, terkadang juga masih menggunakan vespa bentuk standaran kumuh yang ditambah dengan kereta pinggir (sespan) dengan warna yang kusam dan suara yang cukup bising di telinga, mereka pun siap bertarung dengan jarak dan waktu bersama vespa mereka menempuh perjalanan yang panjang, namun beberapa tahun ke belakang, aliran ini ada juga yang memodifikasi vespa mereka dengan accessories, seperti: sampah, botol bekas dan panci dan lainnya.



Aliran Army

Aliran Army




      Aliran ini terbesar mayoritasnya ada di Indonesia. Mereka biasanya mengubah tampilan vespa mereka dengan cat hijau dop, coklat gurun, dan menambah kan beberapa accessories perlengakan perang seperti kotak peluru, peluru renteng yang sdh tidak aktif, selongsong peluru, bahkan sampai tabung meriam pun kadang menghiasi vespa mereka. Memang vespa pernah mengeluarkan vespa ACMA (arteleri construction military at accessories) yang digunakan sebagai pengangkut peluru dan beberapa bazooka pada era perang 1950 antara italia dengan jerman.

Aliran Chooper

Aliran Chooper

     


       penganut aliran ini sudah sama sekali menghilangkan bentuk asli vespa dengan mengganti chassis sesuai dengan selera dan mereka mengubah konstruksi kaki, bodi dan part lainnya. Yang tersisa dari vespa hanyalah mesinnya saja. Pengadopsi model ini banyak sekali dijumpai di Indonesia. 

Aliran Custom

Aliran Custom




      Aliran ini kebanyakan mengubah tampilan vespa mereka secara menyeluruh, bahkan dari mereka ada yang menghilangkan wujud asli vespa, namun masih ada juga yang tetap mempertahankan struktur rangka aslinya. Mereka biasanya melakukan perombakan di beberapa sektor bodi, seperti: konstruksi kaki-kaki dan juga sampai merambah ke mesin. 

Aliran Racing

Aliran Racing




     Aliran ini muncul di Indonesia sekitar akhir tahun 90-an. Bagi yang senang bermain di torsi dan kecepatan, tentu aliran ini menjadi pilihan yang tak bisa terelakkan, ditambah akhir-akhir ini banyak sekali acara balapan vespa di berbagai sirkuit di pulau Jawa, yang mendukung vespa racing agar tetap eksis. 

Aliran Retro klasik

Aliran Retro klasik



       Bagi kalangan dan penggemar vespa yang suka dengan tampilan dan gaya klasik, mereka banyak mengubah tampilan vespanya dengan mengaplikasikan beberapa part-accessories vespa yang mengacu pada zaman kejayaan vespa pada dekade tahun 1950 sampai dengan tahun 1980-an. aliran ini juga terdapat hampir di setiap negara, termasuk Indonesia.



Aliran Original

Aliran Original






        Aliran ini diterapkan bagi mereka yang memang sengaja mempertahankan kondisi original vespa atau membangun kembali vespa mereka dengan spare-part dan accessories original sesuai dengan part number dan serial number part vespa pada zaman vespa itu dibuat. Jadi, bagi para penganut aliran ini pun tak segan-segan merogoh kocek dalam demi memburu part dan accessories untuk mengubah vespa mereka layaknya vespa yang keluar dari dealer pada zamannya. Kebanyakan vespa yang menganut aliran ini adalah antara tahun 1950-an sampai dengan tahun 1970-an. Aliran ini hampir bisaditemui di setiap negara, termasuk Indonesia.



Perkembangan vespa di indonesia

Perkembangan vespa di indonesia


       Berikut ini adalah ceritanya gimana Vespa pertama kali masuk di Indonesia...
Vespa masuk ke Indonesia pada tahun 1960 melalui ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) PT Danmotors Vespa Indonesia/DVI di Pulo Gadung Jakarta yang sekarang sudah tidak aktif lagi (sekarang dipegang oleh PT Sentra Kreasi Niaga/SKN sebagai dealer utama saja. Note: Bukan importir atau distributor eksklusif).

      Vespa saat itu mempunyai prestise yang sangat tinggi, terbukti dengan harga vespa saat itu setara dengan harga sebuah rumah tipe standar. Seiring dengan penetrasi Honda ke pasar dunia yang turut menggoyahkan berbagai merk motor, Indonesia ternyata tidak luput dari fenomena tersebut. Vespa menjadi salah satu merk sepeda motor yang ‘tergusur’ oleh motor Jepang, meski pada awalnya harga vespa Sprint saat itu bahkan sedikit lebih mahal daripada motor Honda CB 200 Twin Cakram yang saat itu merupakan motor Honda paling mahal.

       Ada banyak kajian mengapa vespa kesulitan menggenjot kuantitasnya di Indonesia baik sejak awal hingga hari ini.

* Sebenarnya segmentasi pasar Vespa tidak terlalu diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas (bisa dilihat pada daftar harga di atas) karena ada beberapa tipe motor merk lain yang jauh lebih mahal sehingga masalah harga bukan merupakan alasan. Mungkin lebih karena bentuk vespa yang khas rupanya hanya disukai orang-orang tertentu saja.
* Prestise vespa juga turun karena ada perusahaan farmasi yang memakai vespa sebagai kendaraan operasionalnya yang mengakibatkan konsumen enggan memakai vespa karena tidak mau dikira penjual obat.
* Vespa bersama sebagian besar motor klasik lainnya sedunia tergeser oleh motor Jepang yang lebih irit, praktis, dan murah sementara vespa tidak menawarkan perubahan teknologi dan model yang cukup berarti.
* Kondisi sebagian besar vespa di Indonesia saat ini banyak yang tidak terawat. Jika kita melihat ada sepeda motor dituntun di jalan karena mogok, hampir selalu dipastikan itu adalah vespa. Otomatis persepsi kualitas vespa dipandang masyarakat semakin rendah, tidak peduli seberapa mahal harganya. Survei MarkPlus Professional Services bersama SWA di 5 kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa persepsi kualitas Vespa berada di bawah Honda dan Yamaha.
Salah satu usaha perbaikan image oleh merk ini, mungkin, adalah dengan mengeluarkan vespa mewah beroda tiga berdesain lux berharga setara dengan sebuah mobil.

Vespa Kongo

Vespa Kongo

         Vespa Kongo adalah vespa penghargaan dari pemerintah Indonesia kepada kontingen Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Kongo saat itu. Pasukan bernama Kontingen Garuda (disingkat KONGA atau Pasukan Garuda) yang turut diperhitungkan di dunia dibandingkan pasukan perdamaian negara lain itu adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. 


     Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957. Awalnya, saat Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Mesir langsung mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab dan merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia dengan datang langsung ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta. Untuk membalas budi Mesir dan Liga Arab, Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada 1956 dan Irak pada April 1960.
       Pada 1956 itu, ketika Majelis Umum PBB memutuskan menarik mundur pasukan Inggris, Prancis dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I atau KONGA I. 

        KONGA II dikirim ke Kongo pada 1960 di bawah misi UNOC dengan jumlah pasukan 1.074 orang, bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.

         KONGA III dikirim ke Kongo pada 1962 di bawah misi UNOC dengan jumlah pasukan 3.457 orang, terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur, bertugas hingga akhir 1963. Menpangad Letjen TNI Ahmad Yani pernah berkunjung ke Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu bernama Zaire) pada tanggal 19 Mei 1963. 
Setelah menyelesaikan tugas perdamaian yang berat, Pasukan Garuda menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Vespa (sumber lain mengatakan ada juga penghargaan berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Di pasaran diketahui adanya vespa Kongo tahun 1963 untuk kontingen 2 dan 3. Kurang diketahui apakah kontingen 1 juga mendapatkannya, karena informasi semacam ini tidak mudah didapat. Yang menarik dan tidak diketahui banyak orang, pemberian vespa tersebut tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran dalam hal kepangkatan. Vespa berwarna hijau 150cc ditujukan bagi tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, disusul vespa berwarna kuning dan biru 125cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah.
Selain itu guna membedakan vespa tersebut dari vespa lain yang satu tipe, disematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya. Maka berseliweranlah vespa-vespa tersebut di jalan-jalan sehingga vespa dengan pantat bulat tersebut dikenal sebagian masyarakat sebagai vespa Kongo, sementara sebagian lain justru menyamaratakan dengan nama vespa ndog (telur) karena bagian samping kanan kirinya bulat mirip telur.

         Vespa Congo tidak diproduksi di Italia melainkan di Jerman. Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras daripada Vespa bulat umumnya, vespa ini memiliki tingkat kelengkapan yang lebih daripada vespa buatan Italia yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T).
Jacob Oswald Hoffmann adalah orang Jerman yang berjasa memasukkan vespa ke Jerman. Kerjasama vespa dengan Hoffmann putus awal tahun 1955 karena Hoffmann mendesain model sport sendiri. Kemudian vespa bekerjasama dengan Messerschmitt Co. yang kemudian mengeluarkan produksi vespa pertamanya pada tahun 1955 itu juga. Mereka mengeluarkan dua model yaitu Vespa GS yang di Indonesia sering disebut sebagai GS versi Jerman dan 150 Touren. Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann. Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957. Vespa GmbH Augsburg kemudian berdiri pada tahun 1958 sebagai sebuah perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt. Saat kerjasama dengan Augsburg inilah Vespa Congo diorder untuk Indonesia.

       Kedua model yang dibuat saat berkongsi dengan Messerchmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi. Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958. Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan skuter dan diproduksinya yang sudah tidak terlalu banyak. Selanjutnya, Jerman memilih hanya mengimpor Vespa langsung dari Itali.

     Seperti telah kita sama-sama ketahui, perang yang berkecambuk di benua Afrika dalam dekade 1960an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di tanah air tercinta ini.  Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara ini beberapa kali berganti nama Congo, Zaire, Congo) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo.  Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamain di muka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.

   Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit).  Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.

     Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran.  Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150cc ditujukan bagi tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah.  Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksuk juga disematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargan yang menyertainya.

   Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir.  Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu.
Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia.  Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacan stigma disini bahwa Vespa yang berbentuk bulat ya Vespa congo.

    Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965. Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi.  Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki.  Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaanya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerimanya.
walaupun penulis pernah menemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa waktu itu), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia.  Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak diproduksi walaupun oleh rumah produksi lokal.

     Dengan kondisi tersebut diatas maka Vespa Congo mulai masuk daftar sebagai salah satu The Most Wanted Vespa in Indonesia, yang dijadikan tunggangan scooteris maupun sebagai barang koleksi bagi kolektor Vespa.  Salah satu keunikan Vespa Congo adalah Vespa jenis tersebut tidak diproduksi oleh Italy melainkan oleh German.  Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras daripada Vespa bulat umumnya, Vespa Congo memiliki tingkat kelengkapan lebih daripada Vespa made in Italy yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T). 

Vespa Congo adalah bukti penetrasi scooter produk Italy yang merambah dunia.  Untuk dapat mengetahui hal ini dapat dimulai dari perkembangan Vespa di German.
 
     Jacob Oswald Hoffmann adalah pemilik pabrik sepada di Lintorf, sebuah kota yang terletak di Utara Dusseldorf.  Dia membangun sendiri pabrik tersebut dengan membeli sebidang tanah yang diatasnya telah berdiri beberapa gedung bekas pabrik pacul/cangkul setelah berakhirnya perang.  Suatu ketika peda awal 1949 ia mendapati beberapa foto Vespa hasil jepretan wartawan berada diatas meja kerjanya.  Dari sini ada perbedaan yang fundamental, kemudian Hoffman mencari tahu lebih banyak mengenai objek foto tersebut.

      Kesempatan datang saat di Frankfurt Show, dimana Hoffmann dan Vespa bertemu langsung untuk pertama kalinya.  Dari sana kemudian Hoffmann berkeinginan membangun pabrik Vespa di Lintorf.  Ia kemudian mengajukan kepada Piaggio untuk diberikan lisensi membangun Vespa bagi pasar German.

    Piaggio sangat mendukung permintan Hoffmann tersebut.  Mereka kemudian melihat secara langsung kemungkinan akan pasar Vespa di German dan mendapatkan bahwa Vespa dapat diterima oleh pasar German.  Langkah berikutnya adalah mereka mengadakan pendekatan kepada beberapa importir, akan tetapi para importir tersebut tidak ada yang berminat.  Penundaan ini diminimalisir dengan mempercepat penandatanganan kesepakatan kerjasama diantara keduanya, dan mulailah Hoffmann sebagai pemilik lisensi utama atas produk Vespa untuk seluruh German Barat juga sebagai pasar Vespa di bagian Utara negara tersebut dan berhak atas export ke Belanda, Belgia serta Denmark.  Pertanggung jawaban penjualan untuk wilayan bagian Selatan negara tersebut ditangani oleh Vespa Marketing GmbH di Frankfurt.

   Vespa ternyata cepat populer di German, media massa mengangkatnya sebagai produk yang inovatif dan stylis serta memuji Piaggio atas ciptaannya berupa kendaraan transportasi roda dua yang sangat menarik.  Tahun 1953, pabrik Hoffmann telah memproduksi lebih dari 400 unit Vespa setiap minggunya.  Akan tetapi memasuki tahun-tahun berikutnya angka produksi menurun hingga setengahnya.  Dalam kondisi perekonomian German yang tidak menguntungkan tersebut, Hoffmann percaya akan jalan keluarnya yaitu tetap pada jalur kompetisi dan ia menciptakan Vespa dengan performa yang lebih bagus.

    Kemudian ia menciptakan Vespa dengan sebutan model Konigin yang terlihat gagah dengan ditambahkan sentuhan chromm serta lampu depan dan lain sebagainya.  Biaya pengembangan Konigin ternyata sangat mahal, dan membahayakan kondisi keuangan Hoffmann.  Pembuatan scooter jenis baru lainnya juga menjadikan kerjasama antara Hoffmann dengan Piaggio terputus, memasuki awal tahun 1955 kongsi keduanya bubar.

     Piaggio kemudian menjalin hubungan dengan Messerschmitt Co. yang kemudian mengeluarkan produksi Vespa pertamya di tahun 1955.  Mereka mengeluarkan dua model yaitu 150 Touren dan GS yang diklaim lebih dahsyat. Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann.  Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957.

Setelah itu berdirilah Vespa GmbH Augsburg, perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt.

    Kedua model yang dibuat saat kongsian dengan Messerchmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi.  Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958.  Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan scooter dan diproduksinya yang sudah tidak terlalu banyak.  Pada kelanjutannya German kemudian mengimpor Vespa langsung dari Italy.
Dari uraian tersebut diatas dimanakah saudara kandung Vespa Congi kita sebenarnya? Ada beberapa hal yang patut diperhatikan disini, yaitu, pertama dari sisi tahun kerjasama antara Piaggio dengan beberapa perusahaan di German dan kedua dari sisi tahun serta nomor produksi yang menyertai Vespa Congo itu serndiri.  Dari penelusuran penulis terhadap beberapa Vespa Congo yang ada berdasarkan tahun keluaran dalam BPKB adalah tahun 1958 hingga 1963, hal ini sangat sinkron apabila dikaitkan dengan selesainya tugas Pasukan Garuda Indonesia saat menjadi pasukan penjaga perdamaian di Congo.  Untuk kurun waktu tersebut maka kerjasama antara Piaggio dengan Hoffmann tidak masuk hitungan.  Hal ini disebabkan kongsian keduanya bubar di tahun 1955 dan produk dari kerjasama kedua berbentuk Vespa dengan model stang sepeda dan menggunakan Fender Light.  Kerjasama kedua Piaggio di German bersama Messerschmitt.  Dari kerjasama inilah keluar produk Vespa GS yang sering disebut di Indonesia GS versi German dan 150 Touren yang merupakan cikal bakal Vespa Congo kita, akan tetapi kongsian itupun tidak bertahan lama karena di tahun 1957 mereka bubar.  Namun pengembangan GS dan 150 Touren terus berlanjut, saat Piaggio kerjasama dengan Martial Fane Organization dengan mendirikan Vespa GmbH Ausgsburg 1958, dari kerjasama inilah kemudian lahir apa yang kita sebut sebagai Vespa Congo.

Ciri khas Vespa Congo :
1. Spakboard bulat tidak ada sambungannya seperti vespa umumnya.
2. Ring (pelek/teromol) 10 inchi.
3. Punya tonjolan seperti tombol/saklar di sambungan koplingnya (posisi setang sebelah kiri).
4. Spidometer kotak & agak besar (berbeda dengan spidometer VNA/VNB).
5. Ada lambang garuda di body depan sebelah kiri (sekarang jarang yang ada).
6. Di atas spidometer ada lampu kecil seperti lampu cabe.
7. Nomor mesin diawali dengan kode VGLB.
8. Pada BPKB tercantum tulisan ex Brigade Garuda III.

Vespa ET2/ET4 – Tahun 1996

Vespa ET2/ET4 – Tahun 1996



     Menghadapi milenium yang ketiga, Vespa tak kehilangan karakternya. Garis bentuknya yang elegan, manis, mudah dikenali dan memberi rasa aman, selalu berbeda dari motor-motor biasa.
Pada  saat yang sama, Vespa juga inovatif dalam teknologi. Senantiasa memberi kenyamanan dan menegaskan kualitas tertinggi yang dimilikinya, yakni; kemampuan lebih dibanding motor-motor biasa untuk memenuhi tren dan tuntutan masa kini. Rahasia inilah yang menjadikannya kendaraan yang terkenal, disukai dan tersebar luas dari masa ke masa. Sungguh, bagaikan sebuah ‘mesin waktu’ beroda dua.

Generasi baru Vespa tersedia dalam 3 versi :

1. Vespa ET4 dilengkapi dengan mesin 4 tak-125cc yang ramah lingkungan.
2. Vespa ET2 dengan mesin 2 tak yang modern, handal dan dilengkapi karburator.
3. Vespa ET2 injeksi, didukung mesin FAST (Fully Atomized Stratified Turbulance), yaitu motor pertama yang memiliki mesin 2 tak dengan sistem injeksi langsung, memungkinkan Anda untuk mengurangi konsumsi BBM hingga -30% dan emisi hingga-70

Vespa 125 TS – Tahun 1985

Vespa 125 TS – Tahun 1985



       Sebuah nama baru dan gaya yang juga baru dimiliki oleh Vespa 125 Pole Position, yang keluar pada tahun 1985. Garis bentuknya lebih berani. Spoiler, kaca depan dan tachometer digitalnya meningkatkat karakter sporti.Untuk model ini, Piaggio menghadapi tantangan sulit karena harus bersaing ketat dengan produk asal Jepang. T5 ini dilengkapi dengan mesin baru yang memberikan 5 pouring sehingga kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan model-model Vespa lain yang bersilinder sama.
Model ini identik dengan kecepatan dan nama besar pembalap Formula 1, dan Nelson Piquet adalah saksi istimewanya.

Vespa 180 Rally – Tahun 1968

Vespa 180 Rally – Tahun 1968



     Setelah sukses dengan seri Vespa Super Sport 180, Piaggio memasarkan sebuah skuter 180cc dengan mesin dan frame yang benar-benar baru, yang sesungguhnya berasal dari model Sprint ’66, tapi dengan perubahan estetik pada setang dan joknya.
Sampai saat ini, Vespa 180 Rally masih tetap merupakan model yang paling berhasil dari segi estetika dan fungsionalitasnya. Selama kurun waktu 1968-1973, model ini diproduksi sebanyak 26.000 unit.

Vespa 125 Primavera – Tahun 1967

Vespa 125 Primavera – Tahun 1967



        Berasal dari model 125 VMA1, sejak pertama kali dirilis Vespa 125 ‘Primavera’ langsung meraih kesuksesan. Karakteristiknya yang mudah dikemudikan, cepat, gesit dan kuat, tak heran nama Vespa Primavera begitu terkenal di tahun 60an.
“Dengan Vespa, kita bisa” begitulah kampanye untuk merebut hati anak muda yang berusia di atas 16 tahun pada masa itu. Mereka menyukai olahraga dan alam, serta tak ingin lalu lintas menjadi penghambat mereka untuk menepati janji dengan teman-temannya.
Dengan fitur utama frame yang lebih panjang, maka pembonceng pun bisa lebih nyaman duduk di atas kendaraan ini.

Vespa 90 Super Sprint – Tahun 1966

Vespa 90 Super Sprint – Tahun 1966



        Sudah tidak diragukan lagi, Super Sprint 90 memiliki desain yang paling orisinil dengan garis bentuk yang mantap. Model ini diproduksi oleh Piaggio sejak 1966 karena memiliki kecepatn, spring/ release yang sangat kuat dan kemudi yang mengagumkan.
Dilengkapi windshield dengan ukuran yang diperkecil dan kotak bagasi di antara jok dan setang. Roda cadangan, seperti pada Vespa GS 1955, tersimpan di tengah pijakan kaki.
Bersamaan dengan keberhasilan Vespa 90 SS, Piaggio juga membuat versi 50cc yang dijual di pasar luar negeri, khususnya di Swiss dan Jerman.
Model 90 SS, seperti Vespa 50, termasuk model yang paling dicari kolektor karena nilainya bagai permata yang cocok untuk dikoleksi.

Prototype Vespa Militer – Tahun 1964

Prototype Vespa Militer – Tahun 1964



       Seperti produsen sepeda motor lainnya, Piaggio juga melakukan studi untuk membuat kendaraan militer pada tahun 50an.
Model yang keluar pada tahun 1964 ini berasal dari Vespa 50 dengan perubahan pada framenya untuk mengurangi ukurannya. Karena itu pipa steering column dan rodanya dapat dengan cepat dilepas dan disetel pada kantong bagian kiri. Vespa jenis ini tetap pada bentuk prototipe setelah melalui beberapa negosiasi antara Piaggio dan Departemen Pertahanan.

Vespa 50 – Tahun 1963

Vespa 50 – Tahun 1963



       Inilah Vespa yang paling digemari anak-anak muda. Mantap, mudah dikemudikan, eksklusif dan menawan dari segi estetisnya. Model ini mengambil garis bentuk model silinder besar. Sejak kemunculan pertamanya, Vespa ini dipromosikan oleh Piaggio dengan slogan dalam iklan yaitu “Muda, Modern dan … tanpa dokumen.”
Berdasarkan peraturan jalan raya Italia pada tahun 1963, memang Vespa ini boleh dikendarai oleh anak muda berusia minimal 14 tahun tanpa plat nomor dan tanpa SIM. Mesinnya benar-benar baru, dan silindernya tak lagi horizontal, melainkan 45 derajat. Rancangan skuter terakhir ini ditanda-tangani oleh Corradino D’Ascanio.
Bagaikan batu biduri bulan dalam sejarah Vespa, dari tahun 1964 sampai saat ini, Vespa 50 telah diproduksi lebih dari 3 juta unit.

Vespa 150 G5 VS5 – Tahun 1959

Vespa 150 G5 VS5 – Tahun 1959



      Ini adalah ekspresi terbaik dari Vespa 150 Gran Sport yang legendaris, baik dari segi frame maupun mesinnya.
Vespa 150 GS VS5 diproduksi pada tahun 1955 dengan model VS1 yang memiliki kabel kontrol eksternal belum dimasukkan ke dalam setang, dengan pengecoran die-casting (sebuah solusi yang mulai diterapkan pada VS2).
Dibandingkan dengan versi sebelumnya, model ini sudah dilengkapi dengan kipas speedometer yang khas dan lampu ekor yang dikrom dan lampu rem terintegrasi.
Dalam desain baru ini, terdapat juga crestina pada mudguard depannya, Perbaikan penting juga terlihat pada sistem rem dengan drum  jenis auto ventilasi. Di mesinnya dipasang kepala dengan turbulensi tinggi.
Vespa 150 GS VS5 memegang rekor dari jumlah unit yang telah diproduksi Vespa antara tahun 1958-1961 yaitu hingga 80.000 unit.

Vespa 125 (VNA2) – Tahun 1958

Vespa 125 (VNA2) – Tahun 1958



      Vespa 125 yang keluar tahun 1958 dan diproduksi dalam 2 varian warna abu-abu dan beige ini menandai hadirnya sebuah era. Inilah Vespa yang pertama memiliki chasis yang dihasilkan dari gabungan dua lembaran seng. Jenis frame ini memiliki banyak kelebihan dari segi produktifitas dan industri.
Sejak saat itu dan seterusnya, penggunaan frame ini diterapkan pada semua model.
Fitur baru Vespa 125 tahun 1958 lainnya adalah kontrol-kontrol yang tersembunyi di dalam setang yang juga terbuat dari 2 lembaran seng yang dicetak. Ini merupakan solusi paling elegan yang sampai saat ini diterapkan pada model 150cc. Namun setang ini dibuat dengan teknik pengecoran die-casting. Desain baru untuk mesin juga lebih kompak, dengan crossbeam yang tertanam di carternya. Sebuah Vespa terbaru dengan mix 5%.

Vespa 400 – Tahun 1957

Vespa 400 – Tahun 1957



     Saat Vespa mencapai puncak kejayaannya, Piaggio memutuskan untuk ikut memasuki sektor kendaraan empat roda. Tujuannya, juga ingin menghasilkan kendaraan yang murah dan bisa digunakan secara luas.
Kali ini, lagi-lagi Corradino D’Ascanio yang bertindak sebagai perancang. Ia membuat Vespa 409 berukuran kecil. Mobil ini bermesin belakang 2-tak yang dibuat dalam 2 versi.
Diluncurkan pada tahun 1957, Piaggio memproduksi 30.000 unit di perusahaan pemegang lisensi di Perancis (ACMA). Pada tahun 1959 mengambil bagian dalam reli Monte Carlo. Dengan mesin 2 tak, 394cc, dua tempat duduk dan aksesori “Spartan”, Vespa 400 merupakan pelopor mobil serba guna yang akhirnya menyerbu jalan-jalan Eropa pada tahun 60an.

Vespa 150 – Tahun 1956

Vespa 150 – Tahun 1956



      Pada tahun 50an, departemen pertahanan Perancis memberi tugas kepada penerima lisensi Piaggio di Perancis (ACMA) untuk membuat sebuah kendaraan untuk penggunaan militer. Hasilnya adalah Vespa yang sangat khusus, yang diproduksi sekitar 600 buah dari tahun 1956-1959 di pabrik milik ACMA di Fourchambault, Perancis.
Vespa TAP digunakan pada Legiun Asing dan Korps Parasut, dapat diturunkan dengan parasut dan dilengkapi dengan senapan 75mm (tanpa recoil), 6 amunisi, 2 kaleng bahan bakar dan sebuah gerobak kecil. Diproduksi dalam dua warna kamuflase yaitu; hijau dan warna pasir.
Meskipun beratnya 115 kg, performa Vespa TAP tidak berkurang. Bahkan ia bisa mencapai kecepatan 66km/jam, dalam kisaran 200km saat digunakan dalam kondisi yang sangat luar biasa dan tidak umum.

Vespa 150 Side Car – Tahun 1955

Vespa 150 Side Car – Tahun 1955



      Vespa sidecar dibuat antara tahun 1948-awal 1949, ditengah-tengah keberhasilan yang diraih mesin 125 baru. Vespa model ini dibuat setelah melalui penelitian yang seksama. Skuter ini memiliki sespan tunggal yang didukung coil spring, sehingga lebih stabil dan nyaman untuk perjalanan jauh.
Pada akhir tahun 1954, Piaggio pertama kali meluncurkan Vespa 150 silinder yang juga dirancang untuk side car dengan mengedepankan garis-garis aerodinamis dan keanggunan.
Side carnya terbuat dari baja, dipasang secara manual dan dihubungkan dengan Vespa melalui sebuah tabung yang merupakan solusi unik dari Piaggio. Selain itu, gear boxnya juga diganti untuk mempermudah saat melalui jalanan yang tidak rata.
Performanya mendapat banyak pujian, bahkan di medan bersalju dan lereng curam sekalipun. Model side car memadukan kenyamanan melaui penambahan windshield dan bagasi di punggung belakang, serta keamanan dan kepraktisan yang merupakan jaminan nama ‘Vespa’.

Vespa 125 U – Tahun 1953

Vespa 125 U – Tahun 1953



      Vespa ini hanya diproduksi 7.000 buah. Skuter Vespa U adalah salah satu yang paling dicari oleh para kolektor. Dibuat pada tahun 1953 sebagai model ekonomis.
Huruf “U” adalah singkatan dari utilitaria (serbaguna), karena model ini memang dibuat untuk menyaingi Lambretta. Harganya dipatok 110 dollar. Untuk pertama kalinya Vespa yang dibuat di pasar Italia memiliki lampu di setang dan bukan di mudguard depan.

Vespa Monthlery – Tahun 1950

Vespa Monthlery – Tahun 1950


      Untuk mempromosikan citra sporti Vespa, Piaggio memerintahkan tim ahlinya untuk lebih fokus pada pencatatan rekor dengan tujuan untuk mengabadikan tradisi keunggulan dalam penelitian yang sudah dicapai perusahaan ini sebelum perang.
Pada tanggal 7 April 1950 di sirkuit Montlhery, Perancis, dalam 10 jam pengujian dengan tiga pembalap yang bergantian, Vespa memenangkan 17 buah rekor dunia. Termasuk dalam catatan waktu (rata-rata 134 km/jam) dari 100 mil, (rata-rata 129,7 km/jam) dari 500 mil, (rata-rata 123,9 km/jam) dari 1.000 km (rata-rata 124,3 km/jam) dalam waktu 10 jam dan jarak 1.049 km.
Dengan kendaraan yang sangat mirip dengan ini ( Vespa 125 ‘circuit’ dengan bingkai paduan dari tahun 1949), pembalap Mazzoncini juga memperoleh hasil yang cemerlang pada lomba di sirkuit. Di antaranya adalah kemenangan di kelas sirkuit skuter di Genoa (Italia) yang merupakan tantangan antara Vespa dan Lambretta.

Vespa 125 Circuito – Tahun 1949

Vespa 125 Circuito – Tahun 1949


        Pada akhir tahun 40an, produsen sepeda motor besar beranggapan bahwa cara terbaik untuk mengiklankan kendaraan mereka adalah dengan mengikuti lomba yang diadakan di sejumlah kota. Tujuannya adalah untuk mendekatkan masyarakat umum pada sektor otomotif sehinga bisa menambah pelanggan-pelanggan baru yang potensial. Piaggio juga merancang serangkaian skuter sirkuit seperti produk tahun 1949 ini yang sejak awal dirancang untuk tujuan tersebut. Selain untuk iklan, Vespa Circuito 125 juga berguna sebagai uji coba untuk menguji produk baru yang kemudian diterapkan pada produk-produk standar.
Vespa balap, dibuat sepenuhnya manual oleh spesialis dari Divisi Eksperimen (R&D) Piaggio dan digunakan dalam berbagai perlombaan sampai pertengahan tahun 50an. Skuter ini dikendarai oleh pembalap terkenal seperti Dino Mazzoncini dan Giuseppe Cau. Khusus Giuseppe Cau, dia memenangkan perlombaan dengan menggunakan kronometer di Catania-Etna pada tahun 1950 dan keluar sebagai juara pertama di kelasnya (125cc), menempati urutan ketiga dalam klasemen keseluruhan dibelakang Guzzi dan Benelli.

Vespa 98 Corsa – Tahun 1947

Vespa 98 Corsa – Tahun 1947

         Populasi “swarm silver” yang memenuhi jalan-jalan di Italia mendatangkan ide di benak Enrico Piaggio untuk memproduksi kendaraan yang lebih agresif, mampu berakselerasi dengan cepat dan menjadi kampiun diluar karakter Vespa kebanyakan. Hasilnya adalah Vespa 98 yang berhasil merebut gelar terbaik di Monte Mario hill climb di 1947 dengan ditunggangi oleh Joseph Cautriumphs. Vespa 98 Corsa (sirkuit) dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan kecepatan di berbagai kompetisi dan merepresentasikan inovasi dan teknologi yang diimplementasikan Vespa di setiap produknya. Body hand made yang dicangkok di atas frame baja dengan mount tube dab suspense di kanan, rem tromol serta lubang ventilasi udara di belakang untuk mendinginkan kerja mesin merupakan inovasi paling canggih saat itu. Belum lagi sistem transmisi 3-speed, switch di setang hingga tipe karburator Garde 17 mm plus laburan warna merah, menjadi sangat imajinatif, dari awal kelahiran sang “Lebah” hingga saat ini.

Vespa 98 – Tahun 1946

Vespa 98 – Tahun 1946

Pada seri kedua, Vespa 98 diproduksi sebanyak 16.500 buah. Terlihat perbaikan yang signifikan dibanding pendahulunya, baik dari segi estetika maupun teknis-fungsionalnya. Bagian depan tak lagi memiliki bukaan pintu dan ukurannya diperkecil agar penggantian roda lebih mudah. Ini karena pada masa seusai perang, kondisi jalan sangat buruk sehingga mudah terjadi kebocoran ban. Tuas starternya memiliki bentuk yang lebih ergonomis sehingga lebih mudah dioperasikan. Selain itu terdapat perubahan ukuran dan bentuk lampu-lampunya.
Warna silver metaliknya mengingatkan kita pada pesawat Piaggio. Majalah-majalah yang terbit saat itu mengabarkan bahwa untuk dapat memiliki Vespa 98, peminat harus menunggu (inden) hingga delapan bulan. Akibatnya muncul pasar gelap sehingga Vespa dijual dua kali lipat dari harga resminya, yaitu £55.000 untuk model basic dan £61.000 untuk model mewah.

MP6 Prototype – Tahun 1945

MP6 Prototype – Tahun 1945


     Pada bulan April 1946, sepeda motor ringan dan serbaguna ini diperkenalkan untuk pertama kalinya kepada publik di sebuah perkumpulan pemain golf di Roma. Di perisainya terpasang logo Piaggio baru untuk pertama kalinya, menggantikan lambang pesawat yang ada di sana sebelumnya.
Majalah “Motorciclismo” dan “La Moto” memuat skuter baru ini sebagai cover majalah mereka dan langsung menimbulkan rasa penasaran, keterkejutan dan bahkan, skeptisme di masyarakat.
50 buah berasal dari pabrik di Pontedera sekaligus ditawarkan pada acara launching resminya. Pemasaran Vespa, pada bulan-bulan pertama dilakukan melalui jaringan dealer mobil Lancia. Pada tahun pertama telah memproduksi 2.484 buah. Inilah awal petualangan skuter yang paling terkenal di dunia. Harga model ini adalah £55.000, sedang versi deluxe dijual dengan harga £66.000.

MP5 (Moto Piaggio) Paperino – Tahun 1943

MP5 (Moto Piaggio) Paperino  – Tahun 1943


       Skuter ini diberi nama MP5 (Moto Piaggio) atau yang sering disebut Donal Bebek (Paperino) oleh para karyawannya. Namun ternyata Enrico Piaggio kurang menyukai prototipe ini. Karena itulah ia mempercayakan Corradino D’Ascanio untuk mempertimbangkan lagi dan membuat sesuatu yang berbeda dan lebih maju baik dari segi teknis maupun desain. D’Ascanio tidak melakukan perubahan pada skuter Donal Bebek itu, tetapi ia menciptakan kendaraan yang sama sekali baru, yaitu Vespa!
Sebelum Vespa, skuter Donal Bebek itu sempat diproduksi sekitar 100 buah. Saat ini skuter itu sangat diminati dan dicari oleh para kolektor seluruh dunia.

Sejarah Vespa



      Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio (umurnya saat itu 22 Tahun). Pada awalnya, perusahaan ini hanya memproduksi peralatan kapal. Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api. Pada Perang Dunia I, perusahaan ini memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Kemudian pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru yang berada di kota Pisa, di daerah Tuscany Italia.  Empat tahun kemudian Rinaldo Piaggio mengambil alih sebuah pabrik kecil di kota Pontedera yang merupakan kota Industry di daerah Tuscany. Nah, Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat Perusahaan Pesawat terbesar oleh Piaggio Selama Perang Dunia II. Namun, Pada akhir perang dunia II, Pabrik ini di bom oleh pesawat sekutu.



  
       Pasca perang dunia II, kondisi ekonomi di negara-negara Eropa lumpuh. Perusahaan Piaggio ini, kemudian di ambil alih oleh anaknya sendiri yaitu Enrico Piaggio. Pada saat perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk meniggalkan bisnis aeronotika dan kemudian mulai untuk  mendisain alat transportasi yang murah. Dia memutuskan untuk fokuskan perhatian perusahaannya pada masalah personal mobilitas yang dibutuhkan masyarakat Italia.

       Kemudian bergabunglah Corradino D’Ascanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan helikopter modern pertamanya Piaggio. D’Ascanio membuat rancangan yang simple,ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari tehnologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain.




        Pada tahun 1943, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.

      Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ”kaki lima” merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin oleh Corradino d’Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi. Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor skuter  dengan seri MP5 (Moto Piaggio 5) atau yang lebih dikenal dengan nama Paperino. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik.

       Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Bisnis Rinaldo dimulai peralatan kapal. Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api. Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan 4 tahun kemudian Rinaldo mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera di daerah Tuscany Italia. Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat produksi pesawat terbang beserta komponen-komponennya (baling-baling, Mesin dan Pesawat) Selama Perang Dunia II, pabrik di Pontedera membuat P108 untuk mesin Pesawat dua penumpang dan Versi Pembom.

      Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio). Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk mendisain alat transportasi yang murah. Enrico memutuskan untuk fokuskan perhatian perusahaannya pada masalah personal Mobility yg dibutuhkan masyarakat Italia. Kemudian bergabunglah Corradino D’Ascanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan Helikopter Modern Pertamanya Piaggio. D’Ascanio membuat rancangan yang simple,ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari tehnologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain.

     Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.

     Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin oleh Corradino d'Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi.
Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri MP5. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah/tawon) karena bentuk kerangkanya.
Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut.

     D’ascanio hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengonsep ulang bentuk desain kendaraannya dan prototipnya diberi nama MP6. Saat Enrico Piaggio melihat protototip MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru “Sambra Una Vespa” (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan ini dinamakan ‘Vespa’ (tawon dalam bahasa Indonesia). Pada April 1946, prototip MP6 ini mulai diproduksi masal di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia.
Pada Akhir 1949, telah di produksi 35000 unit dan dalam 10 tahun telah memproduksi 1 Juta unit dan pada pertengahan tahun 1950. Selama tahun 1960-an dan 1970-an Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu.

      Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India -- selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman.

        Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an.

        Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ''revolusi'' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat. Produk 150 GS -- kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an -- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tetapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat. Dan cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa, mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Granturismo dan Vespa PX150. Vespa bukan hanya sekedar Scooter tapi salah satu Icon besar orang Italia.